Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: The Interview: Pilgrim, Tato sebagai Perjalanan Suci Mencari Ketenangan dan Jati diri

The Interview: Pilgrim, Tato sebagai Perjalanan Suci Mencari Ketenangan dan Jati diri
ARTICLES

The Interview: Pilgrim, Tato sebagai Perjalanan Suci Mencari Ketenangan dan Jati diri

Makna tato setiap orang memang berbeda. Merepresentasikan diri, budaya, kesakralan, atau menjadi sebuah fashion statement. Ketika keindahan tato bisa dinikmati dan diapresiasi, kadang kita terlalu penasaran siapa seorang dibalik goresan itu. Seperti halnya tato berikut, sebuah karya yang dihasilkan dari dotwork, dengan inspirasi langsung dari pribadi yang ingin di tato, menjadikan tato hasil karya Pilgrim lebih eksklusif karena hanya satu gambar desain untuk satu pelanggan. 

Namun, siapa sangka bahwa Pilgrim yang biasa disapa Arie ini terjun dalam ranah tato profesional lebih pada pilihan yang lumayan pelik. Diawali kontra keluarga karena keputusannya, seorang graphic designer yang beralih menjadi seniman tato di tahun 2017.

Lalu bagaimana akhirnya ia konsisten mendalami profesi ini? Cerita unik nan bermakna saat menato bisa kamu nikmati dalam sekilas wawancara berikut ini.

Hai, terimakasih atas waktunya. Sebelumnya, kenalan dulu ya biar akrab dengan pembaca blog StayCool

Nama saya Arie, saya lahir dan besar di Bali, saat ini stay di daerah Kerobokan Kuta Utara. Saat ini sosial media saya yang masih aktif cuma Instagram @pilgrim_ttt.

Adakah alasan dibalik nama pilgrim yang dipakai dalam media sosial?

Pilgrim menurut saya punya arti sebagai seseorang yang melakukan perjalanan untuk memperoleh ketenangan diri. Bagi saya tattoo adalah catatan perjalanan itu sendiri. Ada proses yang harus dijalani sampai akhirnya mereka memutuskan untuk memperoleh tattoo. Disamping itu tattooing juga memberikan sebuah ketenangan tersendiri buat saya.

Saat awal belajar tato, apakah langsung menato diri sendiri atau malah ke orang lain? Kalau dari Pilgrim sendiri, media apa sih untuk memulai menggoreskan tato, apakah langsung ke kulit ?

Pengalaman pertama dengan mesin dan sekaligus pertama kali tato langsung coba ke kulit sendiri, haha. Itu tahun 2015, karena ternyata susah dan memang cuma iseng akhirnya saya berhenti di tahun yang sama. Tapi akhirnya lanjut belajar lagi 2 tahun kemudian dan memutuskan untuk lebih serius. Waktu itu belajarnya pakai jeruk, kulit pisang, hingga kulit sintetis. Sampai dirasa lines agak rapi, baru coba lagi ke kulit sendiri.

Terjun di dunia tato profesional sejak kapan? Atau, apakah memang tumbuh di keluarga yang apresiasi terhadap seni tato?

Terjun secara profesional sejak tahun 2017 akhir, nekat berhenti dari graphic designer dan jadi full time tattoo artist. Sejujurnya keluarga saya masih sangat awam tentang tattoo pada saat itu, ada sedikit pro contra pastinya but at the end it's me who choose how I live. 

By the way, awal  bisa menyukai seni  tato karena apa?

Awalnya karena diajakin temen buat tattoo bareng, saya bikin dianya gak jadi haha. Tapi dari situ jadi mulai ketagihan. Dari sana saya mulai sadar kalau makna dan tujuan tattoo bisa sangat luas buat masing-masing orang. Mulai dari self reminder sampai media terapi. 

Dari banyak gambar tato yang sudah dibuat, mayoritas menggambarkan apa? Oh iya, apa sih jenis atau teknik tato yang disukai dan dipakai oleh Pilgrim sekarang?

Tattoo yang saya buat mostly idenya datang dari klien semua. Setiap design custom dan khusus untuk satu orang saja, karena tiap orang seharusnya punya cerita hidup masing-masing. Saat ini saya pakai teknik dotwork, black and grey.

Nah, ngobrolin yang pertama biasanya agak kagok atau lucu, tapi inget ga tato yang dibuat pertama kali?

Inget banget! Tattoo daun kecil di kaki sendiri, amburadul haha but I’m still proud of it!

Banyak yang melihat tato sebagai “style/fashion”, nah untuk sekarang tren tato di Indonesia tuh gimana sih?

Indeed its becoming a fashion. Another jewelry. Di Indonesia juga sudah semakin diterima, dan sudah jadi bagian dari fashion. Ga ada salah atau benar, yang pasti saya senang kalau tato sudah mulai diterima masyarakat sebagai hal yang ‘normal’. Kembali lagi, tato punya spektrum luas. di Indonesia, tattoo bisa jadi sakral, penentu kelas sosial, hingga sarana estetika.

Menurut kamu, masih ada stigma yang melekat di masyarakat ga tentang seorang yang ditato atau sebagai tattoo artist?

Mungkin iya. Tapi saya memilih untuk tidak terlalu peduli. At the end the normal and the stigmatized are not person, but perspective. Dan itu diluar kontrol kita, tiap orang punya perspective mereka masing-masing. Dan saya sangat respect dengan orang-orang yang berani untuk jadi diri sendiri, dan punya kendali penuh untuk tubuh mereka sendiri.

Cerita dikit dong pas pertama kali natoin orang atau cerita paling berkesan saat natoin.

Pertama kali natoin orang sih takut, karena kalau jelek bakal selamanya di kulit mereka. Tattoo pertama di kulit orang lain itu di kulit pacar, haha. Tattoo infinity symbol, warna merah.. haha.

Kalau yang paling berkesan sepertinya waktu bikinin tato untuk adik laki-laki saya, which is desainnya merepresentasikan adik perempuan saya yang meninggal belum lama sebelum tattoo itu dibuat. Such an emotional moment. The moment of realizing that I have a real family, karena sebelumnya saya kurang berkomunikasi dengan keluarga.

Ada bedanya ga sih ketika orang minta tato kecil dan tato gede?

Secara harfiah, jelas sudah berbeda. Tapi dari segi komitmen, menurut saya nilainya tetap sama. 

Bagaimana perasaan diri mengenai tato yang sudah kamu buat?

Can’t be more proud, dimana karya saya diapresiasi dengan cara mereka rela disakiti berjam-jam untuk itu, haha. 

Apa sih alasan yang membuat kamu mau untuk kolab sama StayCool?

Awalnya tau StayCool dari seorang sahabat di Bali. Awal pandemi dapat kabar kalau StayCool ngajakin kolab, saya langsung mau. Selain karena saya punya lebih banyak waktu, saya bisa tetap berkarya juga diluar tattoo. Terimakasih banyak StayCool to make this happen. Saya berharap bakal ada banyak lagi kolab untuk saling support antar seniman dari StayCool.

 

Setelah membaca interview singkat ini, setidaknya kita tahu meski sesuatu dilakukan dengan sedikit impulsif dan sedikit konflik, namun ketika dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan bersabar, pasti hasil akan menyesuaikan. Dimulai dari gambar daun kecil, gambar simbol infinity untuk pacar, dan tato ‘keluarga' yang bermakna. Semua berproses dan akan selalu menjadi lebih baik. 

Dari narasi ini, jika kamu sebagai pembaca terkesan dengan cerita perjalanan atau karya yang ditorehkan dan ingin digambarkan di bagian tubuh kamu, kamu bisa hubungi Pilgrim melalui email di bookings@pilgrim.tattoo, media sosial Instagram @pilgrim_ttt, dan bisa juga  kunjungi website di  https://pilgrim.tattoo

 

credit photo & video by Pilgrim_ttt

Read more

Bersepeda Cimahi-Sabang, Kampanyekan Isu Lingkungan
ARTICLES

Bersepeda Cimahi-Sabang, Kampanyekan Isu Lingkungan

Di Bulan Oktober 2020, tim StayCool disapa oleh satu anggota Zero Waste Gowes yang berkeliling Pulau Sumatera menggunakan sepeda selama 7 bulan sampai akhirnya tiba kembali di Pulau Jawa pada bulan...

Read more
3D Nonwoven Mask: Masker Ramah Lingkungan yang Reusable dan Washable
ARTICLES

3D Nonwoven Mask: Masker Ramah Lingkungan yang Reusable dan Washable

Ketika isu keberlanjutan terlihat sangat kompleks bahkan rumit, kita bisa mengambil langkah kecil dengan mengurangi hasil sampah dari masker medis, khususnya yakni pemakain masker sekali pakai. Kek...

Read more